Tajukutama, MAKASSAR — Persaudaraan Peranakan Tionghoa Makassar (P2TM) kembali meneguhkan semangat kebersamaan lewat perayaan Lampion Terbang Festival Kue Bulan “Tionghoa Chiu Pia 2576” di Villa Blue Beach, milik keluarga Chandra Djaya, Senin (6/10/2025). Acara yang berlangsung dari sore hingga malam ini menghadirkan suasana syukur, refleksi, dan persaudaraan lintas generasi.
Ketua Umum sekaligus pendiri P2TM, Ir. Arwan Tjahjadi, menegaskan pentingnya mengawali kebersamaan dengan doa syukur (Pakaddo) sebagai bentuk terima kasih kepada Sang Pencipta. Menurutnya, doa bersama menjadi dasar spiritual yang menyalakan optimisme sekaligus memperkuat ikatan antaranggota.
Puncak perayaan ditandai dengan pelepasan ratusan lampion ke langit malam. Arwan menjelaskan, setiap lampion melambangkan doa, cita-cita, dan semangat baru. “Lampion ini mengingatkan kita bahwa masing-masing membawa cahaya, dan bila cahaya itu bersatu, maka langit kehidupan akan semakin indah,” ujarnya penuh inspirasi.
Selain pesta lampion, festival juga menampilkan alunan musik bertema bulan dari berbagai bahasa dan budaya—Barat, Mandarin, Indonesia, hingga daerah. Kehadiran musik lintas budaya itu menjadi pesan kuat bahwa keberagaman bukan penghalang, melainkan harmoni yang memperkaya kehidupan bersama.
Kebersamaan kian hangat dengan hadirnya sahabat dari berbagai daerah, seperti Nona Rosa dari Surabaya, Nona Vero dari Bali, dan Nona Jenny dari Balikpapan. Suasana makin semarak ketika Willy dan Dharmawati Ferial dari program Dendang Mari-Mari Poso (Deng Mampo) TVRI turut meramaikan acara.
Peggy Lisal selaku ketua panitia juga berbagi kasih dengan menyediakan kue bulan dan lampion gratis bagi peserta. Kue bulan yang dikenal sebagai simbol persatuan keluarga dihadirkan sebagai ungkapan syukur sekaligus pengingat bahwa kebahagiaan menjadi lebih manis saat dibagikan dengan tulus.
Di akhir acara, Arwan Tjahjadi menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang hadir. Ia menegaskan, Hari Makan Pia bukan sekadar tradisi seremonial, melainkan momentum untuk memperkuat solidaritas, menyalakan semangat baru, serta merangkai perbedaan menjadi harmoni. “Ketika perbedaan dipersatukan dalam kebersamaan, lahirlah cahaya yang tak pernah padam,” tutupnya penuh makna. (*Rz)

Comment