Catatan Kecil Perjalanan ” Prabowo Subianto menuju Presiden RI ke-8 ” ( Pertama)

Catatan Kecil Perjalanan
” Prabowo Subianto menuju Presiden RI ke 8 “(Edisi Pertama) 

Oleh : Mubha Kahar Muang.

Langkah awal Prabowo Subianto adalah membangun partai Gerindra tahun 2008 sebagai kendaraan untuk sebuah cita-cita menjadi pemimpin negeri ini, karena sejak 2003 UU mengatur bahwa untuk maju sebagai capres harus diusung oleh partai yang memiliki sejumlah tertentu kursi di dewan atau presidential threshold.

Prabowo diusung sebagai capres oleh Partai Gerindra kemudian Prabowo membangun koalisi partai untuk memenuhi ketentuan presidential threshold
dan memimpin koalisi partainya.

Langkah tersebut menunjukkan bahwa Prabowo taat aturan dan memiliki kemampuan manajerial yang bisa membangun koalisi sesuai aturan yang berlaku serta
menunjukkan ketokohan sebagai seorang pemimpin.

Kemampuan membangun dan merawat partai hingga menjadi tiga partai terbesar pada Pemilu Legislatif 2014 dan 2019 menunjukkan kekuatan jaringan di dalam dan luar negeri serta kekuatan sumber daya yang dimiliki.

Prabowo bersiap maju capres diikuti dengan kesiapan gagasan tentang Indonesia yang ingin dibangun ke depan, tantangan dan solusinya.
Prabowo memiliki visi misi yang ingin diwujudkan untuk NKRI tercinta seperti yang dituangkan dalam “Gagasan dan Pemikiran Prabowo Subianto Paradoks Indonesia dan solusinya”.

Jadi Prabowo salah satu tokoh yang maju capres, siap dari segi aturan dan siap dari segi gagasan, serta sumber daya.

Dari perjalanan karir Prabowo telah berhasil menoreh beberapa catatan menarik baik di dalam maupun di luar negeri.

Yang cukup menonjol antara lain ketika selesai dari Pendidikan Militer tahun 1974, Prabowo menjadi Komandan Satuan Operasi termuda dalam sejarah AD saat memimpin operasi Tim Nanggala di Timor-Timor.

Menjadi Komandan Satuan Operasi di daerah pertempuran menunjukkan bahwa Prabowo terlatih untuk mengambil keputusan yang cepat dan tepat.

Ketika mengikuti pelatihan Pendidikan Militer di Fort Bragg, AS tahun 1980, di lembaga yang mencetak pasukan khusus dari negara asing, menurut
Stanley A Weiss, pendiri lembaga Business Executives for National Security di Washington, Amerika Serikat, mengatakan Prabowo dan Pangeran Abdullah dari Yordania adalah murid paling menonjol yang pernah dilatih di Amerika.

Weiss dalam artikel di Huffington Post, 2012 lalu mengatakan, hal ini disampaikan sendiri oleh Wayne Downing, jenderal bintang empat yang melatih para tentara asing di Fort Benning.

Selain pernah bertemu dalam pendidikan infanteri di AS, Prabowo dan Pangeran Abdullah juga sempat latihan antiteror bersama di Jerman Barat.

Karena kedekatan secara pribadi dengan Prabowo sehingga
setelah kisruh 1998 pecah, saat itu, Abdullah yang masih menjadi pangeran menawari Prabowo untuk tinggal sementara di negaranya.

Prabowo disambut hangat oleh Pangeran Abdullah.
Bahkan Prabowo sempat diundang ke markas tentara Yordania. Prabowo tiba dengan pakaian kasual, namun disambut secara militer.

Bahkan, Pangeran Abdullah II yang saat itu memimpin Komando Pasukan Khusus Kerajaan Yordania memaksa Prabowo menginspeksi pasukannya. “Di sini Anda tetap Jenderal,” kata Pangeran Abdullah sambil memeluk Prabowo.

Kepergian Prabowo Subianto menuju Yordania terjadi pasca peristiwa reformasi 1998. Hal itu dilakukan Prabowo setelah diberhentikan dari dinas militer. Jabatan yang diemban ketika itu adalah Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat alias Pangkostrad.

Prabowo mendapat Surat Pemberhentian Dengan Hormat disertai ucapan terima kasih atas jasa-jasanya selama menjalankan tugas terhadap Negara dan Bangsa selaku Prajurit Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
Surat tersebut ditandatangani dan ditetapkan di Jakarta pada 20 November 1998 oleh Presiden Republik Indonesia BJ Habibie.

Selama di Amman, Yordania Prabowo Subianto banting setir menjadi pengusaha.
Prabowo menjalankan bisnis yang lebih dulu dijalankan oleh adiknya yakni Hasyim Djojohadikusumo yang dikenal sebagai pengusaha minyak di Kazakhtan.

Salah satu yang menarik di luar itu dari Prabowo adalah pilihan untuk melatih Pasukan Komando Yordania dan Hamas.
Prabowo melatih Hamas yang kemudian dapat meningkatkan kemampuan Hamas melawan Israel, artinya Prabowo sebagai prajurit TNI sangat memahami amanat konstitusi kita seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, “Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”

Prabowo memperkuat kemampuan Hamas untuk membantu Palestina bertahan dari serangan lawan dan berjuang untuk merdeka.
Berarti perjuangan Prabowo sudah lintas negara.
~ ( Bersambung )

 

 

ads

Comment