Tajukutama, Pangkep – Semangat pelestarian adat dan budaya kembali menyala di tanah Pangkajene dan Kepulauan. Di tengah suasana hangat dan penuh kekeluargaan, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Palasara Pangkep resmi dibentuk, menandai langkah strategis dalam menghidupkan kembali warisan leluhur yang sempat terpinggirkan oleh zaman.
Dukungan penuh datang dari Bupati Pangkep, Dr. Muhammad Yusran Lologau, S.Pi, M.Si, yang secara langsung menerima kedatangan jajaran Dewan Pimpinan Pusat Palasara (DPP Palasara) di Rumah Jabatan Bupati, Kamis (12/6/2025). Dalam pertemuan itu, restu diberikan secara simbolik melalui penyematan Pin Kebesaran Palasara, sebuah lambang penghormatan atas komitmen kepala daerah dalam menjaga jati diri dan budaya lokal.
Bupati Yusran menyampaikan bahwa pelestarian budaya bukan hanya romantisme masa lalu, melainkan bagian penting dari pembangunan manusia Pangkep. Menurutnya, budaya adalah akar yang memperkuat karakter, rasa percaya diri, dan kebanggaan generasi muda terhadap tanah leluhurnya.
Turut hadir dalam rombongan DPP, sejumlah tokoh adat dan pegiat budaya yang selama ini konsisten dalam menggerakkan Palasara, antara lain H. Andi Fahri Makkasau Karaeng Unjung (Sekjen Palasara), Djadjang Andi Abbas, Arfan Tualle Krg Malluserang, Andi Hasan Karaeng Tallasa, Fitria Patarai Tualle, dan M. Taufik Makkulawu.
Pada kesempatan itu pula, nama Andi Ilham Zainuddin, Wakil Ketua DPRD Pangkep, secara resmi diusulkan sebagai Calon Ketua DPW Palasara Pangkep. Ia diberi mandat langsung dari DPP dan Dewan Agung Palasara Pangkep untuk segera menyusun struktur organisasi serta personalia kepengurusan.
Kehadiran DPW Palasara Pangkep ini menjadi angin segar bagi daerah yang memiliki sejarah panjang dan kaya akan nilai-nilai adat. Pangkep dulunya merupakan wilayah tujuh kerajaan atau kakaraengan, yakni Karaeng Pangkajene, Bungoro, Labbakkang, Ma’rang, Segeri, Mandalle, dan Balocci yang masing-masing memainkan peran penting dalam dinamika sosial budaya masa lalu.
Lebih dari itu, tiga karaeng dari Pangkep Bungoro, Labbakkang, dan Balocci bahkan menjadi bagian dari deklarator saat Palasara lahir di Maros pada 10 November 2024. Ini menunjukkan bahwa benih Palasara memang tumbuh dari rahim tanah Pangkep sendiri, dan kini kembali menyatu dalam gerakan budaya yang terorganisir.
Bupati menegaskan, Pemerintah Kabupaten Pangkep siap bersinergi dengan Palasara, tidak hanya dalam pelestarian simbolik, tetapi juga dalam program-program pendidikan budaya, pelibatan pemuda, dan revitalisasi situs-situs adat sebagai bagian dari pembangunan daerah.
Dengan berdirinya DPW ini, Palasara bukan hanya organisasi, tetapi telah menjelma sebagai gerakan sosial budaya, yang menghidupkan kembali nilai-nilai luhur, membangun jembatan antar generasi, dan menegaskan bahwa kemajuan daerah tidak harus mengorbankan akar budaya.
Pangkep kini telah menyambut kembali semangat leluhurnya dalam bentuk yang lebih modern, terstruktur, dan berdaya gerak tinggi. Palasara siap menjadi motor penggerak budaya di era global dengan satu semangat: membangun masa depan tanpa melupakan asal-usulnya. (*Rz)

Comment