Tajuk Utama. Sulsel — Selain Pameo soal Pilkada dan Pil KB kini menjadi guyonan di pelaksanaan Pilkada serentak, sisi lain akan dinamika jelang pencoblosan di dunia maya juga tersaji.
Perbedaan akan pilihan nampaknya bukan lagi membawa kesadaran politik namun cenderung memilih jalan berbeda.
Perdebatan kusir dan alot jamak terjadi, selain terjadi di lapangan, dunia sosial media juga menjadi arena adu mulut lewat ketikan.
Akibatnya, hampir semua group di sosial media, baik facebook, whatsapp, Instagram sajian perdebatan menjadi tontonan menarik malah tidak mengenal ronde sehingga nyaris tidak ada jeda.
Tajuk Utama. Com lewat penelusuran liputan di beberapa daerah di Sulawesi Selatan perdebatan sengit paling ramai terjadi di dunia maya.
Di Kabupaten Pangkep dan Kepulauan, akibat perbedaan pilihan, salah satu group whatsapp akhirnya sepi dari perbincangan karena sebelumnya admin group bersama itu memilih mengeluarkan beberapa anggotanya karena beda pilihan.
Muhammad Syahrir warga Pangkep menuturkan ” saya kaget tiba tiba di Kick daei group, memang saya ngotot mempromosikan dukungan saya di Group, beda pilihan saya di keluarkan, ” ucapnya siang tadi.
Hal yang sama juga terjadi di Bantaeng, Takalar dan Makassar, karena beda pilihan, saling tendang di group kini menjadi fakta di interaksi warga jelang pilkada.
Nasrullah warga Jalan Pettarani menuturkan dirinya tiba tiba dikeluarkan dari group karena paling kencang mengkampanyekan calon yang dia dukung, dirinya sadar berbeda pilihan dengan admin, konyol juga, mereka belum siap dan bijak berbeda pilihan, ” ujarnya.
Paling terakhir, beberapa Group whatsapp dan facebook di Gowa, aksi saling tendang atau mengeluarkan penghuni Group kini ramai di perbincangkan.
Muhammad Yusram Beta dan Alam Habib Dg Somba dua warga Gowa memgaku kesal dirinya dikeluarkan dengan sengaja dari salah satu group whatsapp di Gowa.
” Admin dan rekannya nampaknya baperan, mental kerupuk bela saya lihat, soalnya kami yang berada di tim pasangan calon lain ramai ramai di kick dari group”ungkapnya.
“mereka belum dewasa berdemokrasi tapi saya faham ulah saudara kami soalnya calon yang mereka usung memang kondisinya kian kendor dan peluang kalahnya sangat besar, ” urai M. Yusran Beta.
” heran tong saya, mereka dengan sengaja memgeluarkan kami dari group, sebuah sikap kekanak kanakan padahal mereka menklaim diri sudah dewasa dalam berdemokrasi,”tuturnya.
” Pilkada hanya beberapa hari kawan, persaudaraan harus dijaga selamanya, saya maklum karena peluang mereka menang memang nyaris tidak ada, ” kunci Dg Somba.
Saling Kick di sebuah group sosial mesia kini menjadi trend, sebuah bukti bagi kita semua bahwa kedewasaan berdemokrasi masih dalam proses yang panjang.
Comment