TAJUK UTAMA, MAKASSAR – Di negara Paman Sam yang jumlah muslimnya minoritas, parlemen dan pemerintahnya sepakat untuk memerangi Islamofobia, sebaliknya di Indonesia yang jumlah penduduknya mayoritas Islam justru Islamofobia semakin hari semakin mengalami peningkatan, yang lebih memperihatinkan lagi Islamofobia bukan hanya datang dari non muslim tetapi justru datang dari orang Islam sendiri.
Demikian kata Letkol Sus Husban Abady, ketika menyampaikan ceramahnya yang berjudul *Islamofobia* di Masjid Nurul Jihad Komplek IDI Jl. A.P. Pettarani, Makassar (12/4/2022).
Sebagai landasan ceramahnya Husban Abady menyampaikan Firman Allah SWT., dalam Al Qur’an Surah Ali Imron ayat 153 yang artinya: “Oleh karena rahmat Allah-lah, kamu (Muhammad) sanggup berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, sudah pasti mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu, Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya”
Husban Abady mengatakan bahwa Islamofobia adalah pandangan dan sikap yang mengandung prasangka, ketakutan, kebencian terhadap Islam dan orang-orang Islam, dengan menyebarkan sentimen terhadap Islam dan orang Islam, dan secara terbuka mengolok-ngolok Islam dan umat Islam dengan label radikal, intoleran, teroris, bahkan sampai mengejek pribadi Rasulullah Muhammad SAW., dengan mengatakan Muhammad adalah pendusta, suka perang, juga menghina Al Qur’an sebagai Kitab Suci orang Islam, dengan berbagai nada sinis lainnya.
“Islamofobia di Indonesia sudah bercampur aduk dengan berbagai masalah, termasuk terkait dan berhubungan dengan kontestasi politik, dengan sengaja membuat pernyataan kontroversi bahkan sampai menghina agama Islam dan pemeluknya, agar mereka bisa viral diberbagai media untuk meraih popularitas, agar mereka lebih terkenal walaupun menimbulkan sentimen keagamaan, kesukuan ras, dan golongan atau sara di tengah-tengah masyarakat”, Jelas Perwira TNI Angkatan Udara ini.
Untuk menghadapi Islamofobia harus dengan sikap yang cerdas, kita harus memiliki wawasan yang luas sesuai dengan ajaran islam, setiap penghinaan, kebencian, penodaan,, dan segala bentuk penistaan terhadap agama Islam, penghinaan kepada Nabi Muhammad SAW., penghinaan terhadap Al Qur’an, dan penghinaan terhadap orang Islam, jangan dibalas dengan penghinaan juga, apalagi main hakim sendiri, tetapi selesaikanlah melalui jalur hukum, biar aparat penegak hukum yang menyelesaikan sesuai dengan mekanisme hukum serta peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Lebih lanjut, Husban Abady mengajak kepada jamaah untuk terus menyuarakan dan mempraktikkan keteladanan Islam yang berkeadaban mulia dan rahmatan lil ‘alamin sebagaimana misi kerisalahan Nabi Muhammad SAW., umat Islam melalui para mubaligh, ulama, dan tokohnya harus bijak dan cerdas dalam mengeluarkan narasi pesan-pesan Islam yang tidak menjurus atau membawa muatan-muatan keagamaan yang radikal dan ekstrem, yang pada akhirnya merugikan Islam itu sendiri.
“Mari kita buktikan bahwa umat Islam, baik pribadi maupun kolektif, adalah umat yang bisa dijadikan panutan dalam berbagai aspek kehidupan untuk membangun peradaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, yang membuat orang lain akan merasakan kedamaian, ketentraman dan keamanan, sehingga kehadiran Islam tidak perlu ditakuti dan diawasi”, Urai Husban Abady.
Di akhir ceramahnya Husban Abady menyampaikan ucapan Presiden Rusia Vladimir Putin ketika dalam sebuah wawancarai ditanya oleh Oliver Stone.
“Di Rusia banyak kaum muslim, bagaimana pemerintah mengawasi orang muslim di Rusia?, menanggapi pertanyaan itu, Vladimir Putin menjawab, “Mengapa orang muslim harus diawasi? Rakyat Rusia banyak yang muslim, di Moskow saja ada 15 persen orang muslim, tidak pernah ada masalah, jadi kami tidak pernah menganggap orang muslim sebagai sebuah masalah”. Jadi Kalau beliau saja tidak Islamofobia masa kita sebagai orang Islam justru menjadi Islamofobia”, Pungkas Husban Abady.
Comment